Senin, 21 November 2011

JILBAB = Syar'I or Trendy…??? (1)

Kewajiban Berhijab
Allah  berfirman :
Artinya : ‘Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya (pakaian terusan/panjang) ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’ [QS. al-Ahzab : 59].
Artinya: ‘Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung (khimar) kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, ….’ [QS. an-Nûr : 31].

Sudah menjadi konsekuensi bagi kita (muslimah) untuk memakai hijab/jilbab sebagaimana diperintahkan oleh Al-Qur'anul Karim juga sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW mau tidak mau harus mau, suka tidak suka ya harus suka. Nah, bagaimana dengan teman-teman kita yang memakai jilbab dan yang katanya sudah menutupi aurat, namun fakta membuktikan, masih kelihatan bentuk tubuhnya? apakah demikian bisa di bilang sudah menutup aurat? kita kaji firman Allah SAW serta hadist Rasulnya berikut
Allah SWT berfirman (yang artinya): “Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” (QS. al-Ahzab: 59)
Rasulullah SAW bersabda: “Wanita itu aurat” maksudnya adalah bahwa ia harus menutupi tubuhnya.
Jelas, bahwa menutup aurat (bukan membungkus aurat) adalah 'wajib' bagi kaum wanita muslimah dan tidak ada alasan lagi untuk mengganti atau bahkan membantahnya. "Menutup" dalam kamus besar bahasa indonesia artinya menjadikan tidak terbuka (seperti mengatupkan, mengunci, merapatkan). Berarti yang sering terlihat oleh kita yakni mengenakan kerudung atau berjilbab, namun masih memperlihatkan bentuk tubuhnya, adalah diluar dari pengertian menutup itu sendiri dan masih diluar dari syar'i. Sebab ketika kita hanya menutup kepala kita namun tubuh kita masih terlihat bentuknya, kita tetap seperti tidak berjilbab dan tetap akan mendapat dosa.
Di samping itu, Rasulullah SAW juga bersabda: “Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya: Laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mirip ekor sapi untuk memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak lenggok. Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
Dalam lingkungan pergaulan kita sehari hari misalnya, ada beberapa faktor yang membuat kita memakai jilbab namun tidak syar'i (ikut trend masa kini), ikut-ikutan serta hanya musiman. Sehingga dimanapun kita berada, terlihat wanita-wanita muslimah yang memakai jilbab tidak sepenuhnya menutupi aurat, malah sebagian tubuhnya dapat terlihat jelas. Apalagi jika memakai jilbab tapi masih bermaksiat kepada Allah SWT. Naudzubillahimindzaalik. Selain itu pula,  banyak juga kaum hawa yang menolak berjilbab meski ia terlahir dalam keadaan muslim. Mengapa demikian?
Alasan Tidak Ingin Berjilbab.
1. Jilbab tidak menarik. Jawabnya seorang wanita muslimah harus sudi menerima kebenaran agama Islam, dan tidak mempermasalahkan senang atau tidak senang. Sebab rasa senangnya itu diukur dengan barometer hawa nafsu yang menguasai dirinya.
2. Takut durhaka kepada orang tuanya yang melarangnya berpakaian jilbab. Jawabnya adalah Rasulullah SAW telah mengatakan agar tidak mematuhi seorang makhluk dalam durhaka kepada-Nya.
3. Tidak bisa membeli pakaian yang banyak memerlukan kain. Jawabannya, orang yang mengatakan alasan seperti itu adalah karena (pertama) ia benar-benar sangat miskin sehingga tidak mampu membeli pakaian Islami. Atau (kedua) karena dia Cuma alasan saja, sebab ia lebih menyukai pakaian yang ‘bugil’ sehingga tampak lekuk tubuhnya atau paha mulusnya bisa kelihatan orang.
4. Karena merasa gerah dan panas. Jawabannya, wanita muslimah di Arab yang udaranya lebih panas saja mampu mengenakan pakaian Islami, mengapa di negeri lainnya tidak? Dan orang yang merasa gerah dan panas mengenakan pakaian Islami, mereka tidak menyadari tentang panasnya api neraka bagi orang yang membuka aurat. Syaitan telah menggelincirkan, sehingga mereka terasa bebas dari panasnya dunia, tetapi mengantarkannya kepada panas api neraka.
5. Takut tidak istiqamah. Mereka melihat contoh wanita muslimah yang kurang baik ‘Buat apa mengenakan jilbab sementara, Cuma pertama saja rajin, nanti juga dilepas’. Jawabannya adalah mereka mengambil sample (contoh) yang tidak cocok, bukan wanita yang ideal (yang istiqamah) menjalankannya. Ia mengatakan hanya untuk menyelamatkan dirinya. Dan ia tidak mau mengenakan jilbab karena takut tidak istiqamah. Kalau saja semua orang berfikir demikian, tentunya mereka akan meninggalkan agama secara keseluruhan. Orang tidak akan shalat sama sekali karena takut tidak istiqamah, begitu pula puasa dan ibadah lainnya.
6. Takut tidak laku, jadi selama ia belum menikah, maka ia tidak mengenakan jilbab. Jawabannya, adalah ucapan itu sebenarnya tidak sebenarnya. Justru berakibat buruk pada dirinya sendiri. Sesungguhnya pernikahan adalah nikmat dari Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki. Sebagian besar orang sudah meyakini bahwa jodoh di tangan Tuhan. Betapa banyak gadis yang berjilbab dan menutup aurat dalam berbusana tetapi lebih cepat mendapatkan jodoh dibandingkan mereka yang berpakaian seksi. Karena wanita yang menyukai pakaian seksi akan dijadikan permainan bagi laki-laki iseng. Gadis-gadis berpakaian seksi dipandang sebagai gadis murahan. Sesungguhnya suami-suami yang menyukai wanita-wanita yang berpakaian ‘berani’, setengah bugil atau beneran, membuka aurat dan bermaksiat kepada Allah adalah bukan tipe suami yang baik, yang shalih dan berjiwa besar. Ia tidak punya rasa cemburu sama sekali terhadap larangan-larangan Allah dan tidak dapat memberikan pertolongan kepada isterinya kelak. Jadi jika wanita yang menyukai pakaian seksi atau melepaskan jilbab dengan tujuan mendapatkan jodoh yang baik, maka hal itu sungguh merupakan suatu kebodohan.
7. Menampakkan anugerah tubuh yang indah atau ingin menghargai kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya. Jawabnya menghargai atau bersyukur itu dengan porsi yang benar. Bersyukur itu dengan menghargai perintah-Nya, yakni menjaga aurat, bukan dengan mengobralnya.
8. Belum mendapat hidayah, jilbab itu ibadah. Jika Allah memberi hidayah, pasti kami akan mengenakannya. Jawabnya, Allah menciptakan segala sesuatu itu ada sebab-sebabnya. Misalnya orang yang sakit jika ingin sembuh hendaknya menempuh sebab-sebab bagi kesembuhannya. Adapun sebab yang harus ditempuh adalah berikhtiar dan berobat. Sebab orang kenyang karena makan, dsb. Maka demikian pula orang yang ingin mendapatkan hidayah itu harus menempuh sebab-sebab datangnya hidayah yakni dengan mematuhi perintah-Nya mengenakan jilbab.
9. Belum waktunya. Sebagian ada yang berkata bahwa mengenakan jilbab itu harus tepat waktunya, misalnya karena masih anak-anak atau masih remaja. Ada yang akan mengenakannya jika sudah tua. Atau jika sudah menunaikan ibadah haji. Jawabnya adalah alasan mengulur-ulur waktu itu hanyalah sebagai sekedar dalil pembenaran saja. Itu sama artinya dengan orang yang menunda-nunda shalat, menunggu sampai ia berusia tua. Apakah kita tahu kapan kita akan meninggal dunia? Sedangkan mati itu tidak mengenal usia, tua maupun muda.
10. Tidak mau dianggap sebagai orang yang mengikuti golongan tertentu. Jawabannya, bahwa anggapan ini karena dangkalnya pemahaman terhadap Islam atau karena dibuat-buat untuk menutupi diri agar tidak dituduh melanggar syari’at. Sesungguhnya di dalam Islam itu hanya ada dua golongan, yaitu golongan Hizbullah, golongan yang senantiasa menaati perintah Allah dan golongan Hizbus Syaithan, yakni golongan yang melanggar perintah Allah.
pendapat anda ?
Dan kini kembali lagi kepada apa yang menjadi prinsip kita. Jilbab yang dimaksudkan adalah bukan hanya menutup tubuh kita, tapi juga hati. Karena ketika hati kita masih belum di hijab, syaitan mudah untuk keluar masuk dan menguasai hati kita. Jilbab bukan untuk dipamerkan, jilbab bukan suatu trend yang hanya dipakai sesuai musim melainkan ia adalah identitas seorang muslimah sejati. Untuk itu, dengan mempelajari hukum hukum berjilbab bagi seorang muslimah serta mempelajari pula bagaimana caranya bergaul 'ala' muslim adalah salah satu cara untuk memperkaya pengetahuan kita tentang pentingnya menutup aurat.[]AR
to be continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar